Sumber |
Hari ini, 17 April 2014, saya kembali mencaritahu
tentang pendapatan PenontOn Film
INdonesia (Pofin). Ternyata “The
Raid 2 : Berandal” naik ke peringkat 2 pendapatan penonton terbanyak. Ini
membuktikan bahwa, di 4 bulan pertama sudah ada 2 film Indonesia yang tembus angka
1 Juta Penonton,
antara lain:
1. Comic 8
2. The Raid 2 : Berandal
Yang jadi pertanyaan adalah, seperti apa standar
sebuah film disebut Box Office?
Saya jadi ingat, ketika dulu berlangganan majalah
Cinemags, yang pertama kali saya lihat adalah film-film yang tembus 100 juta
dollar pendapatannya. Jika film itu tembus 100 juta dollar pendapatan, mind set
saya langsung bilang, berarti ini adalah film box office alias laku. Ujungnya
adalah, film ini berarti wajib tonton. Ya, paling nggak bisa jadi
pembelajaran... Kenapa film itu bisa laku di pasaran? Ceritanya tentang apa?
Itulah yang bikin saya sering membuka halaman
tentang pendapatan film
secara internasional di sini. Penasaran, kok bisa “Avatar” itu menjadi film
terlaris sepanjang sejarah? Okelah kalo “Titanic” memang ada bumbu romance yang
jadi kekuatan, kalo Avatar gimana?
Bukan itu saja, saya juga melihat ada film-film
menarik lain yang juga punya pendapatan luar biasa. Sebut saja film yang
berjudul “Ponyo”,
yang ternyata adalah film animasi 2D buatan Jepang bisa masuk menjadi bagian film
terlaris sepanjang sejarah. Ponyo adalah film tahun 2009 dari sutradara kawakan Hayao
Miyazaki.
Atau film seperti “Life is Beautiful”,
yang ternyata bukan buatan Hollywood tapi bisa menarik perhatian dunia. Lalu
film “Dr. Dolittle”
yang mengingatkan kita akan acara Komeng “Spontan Uhuy” di Televisi. Acara yang
di TV saja laris, apalagi film-nya. Terus film “Jerry Maguire” yang
bikin kita mikir, nggak harus tentang pemain football yang bisa menjual,
tentang manajernya juga bisa? Istilahnya, nggak harus stricker yang dijadikan
idola di dalam film tentang bola. Kiper, bek, atau bahkan wasit bisa jadi nilai
jual.
Intinya banyak hal yang bisa dipelajari dari
pendapatan penonton film ini. Lalu bagaimana cara mengukur jumlah Pofin? Dalam
artian, minimal harus berjumlah berapa penonton agar film tersebut bisa disebut
box office? Satu juta penontonkah? Atau 300 ribu penonton? Atau bagaimana? Dan
yang paling perlu kita bahas adalah, bagaimana standarisasi box office ini
sebaiknya?
(Gelumbang, 17 April 2014)
Comments
Post a Comment