Hari ini (11 Januari 2014) saya melakukan
perjalanan ke Bandung, menggunakan Kereta Api Argo Parahyangan, berhenti di
Stasiun Bandung. Habis itu saya jalan kaki ke Masjid Raya (Bandung), untuk
melaksanakan Sholat Maghrib. Setelah hujan reda, saya naik angkot yang ada
tulisan BSM menuju Trans Studio Mall. Tujuannya tak lain dan tak bukan, untuk
menonton film Indonesia. Harapannya, minimal 1 film berhasil saya tonton selama di Bandung
ini.
Karena kelamaan nunggu hujan reda, saya nggak
nyadar bahwa jam menunjukkan pukul 8 malam. Saya nggak sempat lagi ngecek
website, pokoknya berangkat. Namanya angkot, pasti terjebak macet. Alhasil saya
sampai XXI jam 21.00 WIB.
![]() |
Nyesek banget saya, ternyata yang tersisa hanya
film barat. Film Indonesia yang masih bersisa di tayangan malam minggu ini
adalah Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. Rencananya saya akan nonton 1 dari 3
film yang rilis minggu ini, antara lain: Sang Kiai (re-release), Pukulan Maut
dan Princess, Bajak Laut dan Alien. Tapi saya telat.
Karena telat saya kurang leluasa untuk motret. Gak
enak, gak jadi nonton kok malah potret-potret. Kalo saya nonton di pertunjukan
terakhir (kalo gak salah tadi film Tarzan), pasti saya ke FrameMagz malem banget.
Padahal besok perhelatan acara pemred kami, Meidy Ahmad. Alhasil saya
memutuskan kembali ke bawah sambil menunggu Maman Milanisti.
Ternyata di bawah, ada yang namanya Cinema 4D.
Waduh, mau nyoba tapi bujet pas-pasan. Lagian ini sudah terlalu malam untuk
eksperimen. Tapi yang bikin saya penasaran adalah tulisan "New Movie"
dengan gambar karakter Marvel di tiang. Ada pengalaman apa jika nonton film itu
dalam format 4D? Hmmm...
Pada akhirnya saya duduk di kursi berwarna biru
sambil mikir... Kenapa orang rela menghabiskan waktu 2 jam buat nongkrong di
foodcourt atau cafe, ketimbang nonton di bioskop?
#TanyaKenapa
(Trans Studio, Bandung / 11 Januari 2014)
Comments
Post a Comment