Film ke-44 |
Jam tayang memang suka menentukan film apa yang
akan kita tonton. Seperti hari ini, saya datang ke Plaza Depok sebelum jam 12,
artinya, saya akan menonton film yang duluan tayang. Ternyata yang duluan
adalah Sayap Kecil Garuda, akibatnya ini berpengaruh ke film berikutnya, yaitu Boneka
Setan. Tapi uniknya, jumlah penonton Boneka Setan lebih banyak ketimbang Sayap Kecil Garuda. Walaupun kedua-duanya sama
sedikit, hmmm... Mungkin sepuluh persen dari kapasitas bioskop nggak nyampe.
Asli, pembukaan film ini bener-bener nggak nyaman
buat saya. Ada seorang cewek (mungkin paranormal) yang mendengar suara tertawa
seram anak kecil. Awalnya saya kira dia pusing dan jadi korban Boneka Setan,
nggak taunya dia semacam paranormal di film ini. (Tangkapan saya begono)
Saya pun berfikir keras, dimana istimewanya film
ini? Melihat cerita yang agak membingungkan, mendengar rentetan peristiwa yang
kurang singkron, saya pun berkesimpulan bahwa ada kesan tambal sulam di film
ini. Memang tidak sengaja di awal film ada tulisan pemain begini... Pietrajaya
Burnama (alm). Saya berkemungkinan, jangan-jangan Om Pietra meninggal pas
pembuatan film ini. #SekedarMenebak
Tapi kalo melihat secara penampilan Minati
Atmanagara, wow... Keren sebenarnya. Kebayang kalo nanti ada film horor lagi,
dia memakai kemben kayak gitu, rambut panjang lurus, terus jalan pelan-pelan
dengan tatapan mata sayu, lalu menyeret kapak kayak Dewi Perssik di film Bangkit dari Lumpur. Kereeen... Dan jangan lupa, kalo visualnya dibuat se-gotik
mungkin. Maksudnya bukan goyang itik, cuy. Tapi serem-serem ala film bule gitu.
Satu-satunya yang bikin surprise dari film ini
adalah saat kemunculan Laila Sari menjelang akhir film. Asli, saya bener-bener
nggak nyangka kalau dia muncul bawa golok seakan siap memburu Aldi Taher cs.
Terus saya mikir, ini nenek tua berperan sebagai apa ya? Atau sebagai Minati
waktu tua? Hmmm...
(Stasiun Manggarai / 27
Januari 2014)
Comments
Post a Comment