21 Arion Rawamangun, Jakarta


Sebenarnya sudah beberapa kali saya nonton film di 21 Arion, tapi baru kali ini saya sempat membuat tulisan tentang bioskop tersebut. Masalah penamaan ini suka iseng saya tanyakan, seperti halnya dengan Kalibata Mall yang ternyata Plaza Kalibata. Tapi mau dibilang Mall kek, mau dibilang Plaza kek, yang penting di sana ada bioskop dan saya bisa nonton.


Malam ini (15/1/2014) saya menonton film Pukulan Maut di sini. Saya baru ingat kalau sekarang malam kamis. Artinya, kalau saya tidak segera nonton, bisa-bisa besok film akan turun dari penayangan. Makanya saya siapkan banget untuk nonton di jam terakhir dan hari terakhir di Arion.


Yang menjadi tanda tanya buat saya adalah, kenapa saya nggak ketemu plang penunjuk arah menuju ke bioskop, ya? Saya masuk ke Mall/Plaza, terus ingat waktu pertama kali ke sini. Tanya ke sana, tanya ke sini, dimana letak bioskopnya? Soalnya memang settingan bioskop di tiap pusat perbelanjaan itu beda-beda. Kayak di Arion ini, ternyata untuk menuju bioskopnya musti melewati Matahari Departemen Store dulu.


Satu sisi saya berasa ribet, kenapa musti lewat Matahari, ya? Tapi di sisi lain saya jadi mikir, gile keren juga ya strategi pemilik Plaza/Mall ini. Soalnya kalo kita nonton dan lewat tempat jualan pakaian, kita jadi tahu harga pakaian yang sedang ada discount. Keren nih strateginya.


Untuk masuk ke bioskop kita musti naek tangga lagi. Tangganya melingkar, tapi kita dilarang buat nongkrong di tangga tersebut. Apalagi kalo pengen merokok di situ, nggak boleh banget. Ya iyalah, ini kan ruangan ber-AC? Kalo merokok kan jadi merugikan orang laen.


Karena ini pertunjukan terakhir dan bukan malam libur, sudah bisa dipastikan penonton akan sepi. Saya jadi mikir, jangan-jangan saya bakal nonton sendirian lagi kayak sebelumnya.



(Sekitaran Rumah Sakit Islam Pondok Kopi, Jakarta / 16 Januari 2014)







Comments