Dimulai dari obrol-obrol tentang bagaimana
memancing penonton agar datang ke bioskop, maka muncullah istilah Duta Film Indonesia. Saya obrol-obrol ini di twitter bareng senior saya Adi Nugroho, penulis Jelangkung. Saya
kok jadi mikir, kayaknya menarik kalo ada Duta Film Indonesia. Soalnya dia
nanti yang akan bantu mempromosikan film-film Indonesia. Bisa jadi, sih.
Terpaksa untuk Duta Film Indonesia ini saya musti
bandingkan dengan duta-duta yang lain. Misal Putri Ayudya yang Duta SMESCO 2013, walo pun saya juga
kurang ngerti apa itu Smesco. Terus ada Duta Lingkungan hidup, kayak kalo tahun 2013 ini ada... Nina Tamam, Elma Theana dan
Chris Laurent. Atau mungkin ada duta-duta lain yang menjadi semacam ikon bagi sebuah
bidang.
Lalu seperti apa Duta Film Indonesia bekerja?
Jujur saja saya masih belum kebayang, akan seperti apa. Tapi gambaran awalnya
mungkin begini, dia yang mengajak orang-orang untuk menonton Film Indonesia di
bioskop. Dia yang menjadi semacam ikon, bahwa menonton film Indonesia itu
hukumnya wajib (lebay dikit-lah). Dia juga yang nantinya akan memperkenalkan
kepada calon Pofin (Penonton Film Indonesia) bahwa... Jika kita menonton film
di bioskop, itu sama saja kita sudah menyumbang pajak pendapatan daerah. Atau
dengan menonton film Indonesia berarti kita ikut berpartisipasi dalam mengembangkan
industri perfilman Indonesia.
Mengembangkan industri perfilman Indonesia itu
penting, soalnya, akan dikemanakan mereka yang sudah bermimpi menjadi movers (moviemakers)
di Indonesia ini? Mungkin dengan adanya Duta Film Indonesia, ini akan membantu.
Secara visual saya membayangkan bahwa Duta Film
Indonesia ini ada dua orang, yang satu cowok, yang satu lagi cewek. Keduanya
adalah ikon yang digemari baik oleh kalangan tua maupun muda. Mereka ikon yang
bisa membuat daya tarik tersendiri, agar penonton bisa datang ke bioskop.
Susah, kan? Saya aja membayangkannya aja susah. Tapi ada perlunya juga ini
dicoba. Ya, paling nggak ini salah satu alternatif.
Ada masukan laen, nggak?
Comments
Post a Comment