![]() |
http://on.fb.me/1iRckyz |
Itu adalah foto gue waktu kembali ke Bandung. Gue
sama Agung baru turun dari Kereta Api dengan tatapan mata sayu, perut
keroncongan, dompet tongpes. Ternyata jadi petualang itu nggak asyik banget,
deh. Suka ketemu hal-hal yang nggak nyaman. Kayak gue, lagi-lagi harus
bermasalah dengan masuk angin karena kelamaan di AC. Ndesow!
Kali ini gue mau bahas, apa yang gue temuin di
Kereta Api waktu berangkat. Yaitu, di Kelas Eksekutif KA Harina. Ternyata di
situ ada televisi, lho. TV-nya memutar film lama yang berjudul, Night at The
Museum 2. Yang unik bukan film atau TV-nya, tapi, yang unik adalah tulisan
kecil di kiri atas. Biasanya di situ ada tulisan RCTI, SCTV, TRANS, dsb. Namun
kali ini tulisannya justru KA TV. Berhubung ngantuk dan males nanya, gue
simpulin sendiri ajah, bahwa KA TV itu adalah TV-nya Kereta Api.
Waktu jalan kaki dari Stasiun Semarang Tawang ke
Whiz Hotel, gue nemu spanduk yang bertuliskan “Bioskop Masuk Rumah”. Gila
emang, sekarang teknologi memudahkan semua orang untuk menikmati tayangan
bioskop. Bahkan yang ini menjamin, bahwa yang ada di rumah itu sudah pasti sama
dengan yang ada di bioskop. Emang iya, ya?
Itu adalah loker yang ada di Whiz Hotel. Di
situlah kami menitipkan tas, sewaktu kepagian mau check in. Untuk lebih jelas
mengenai ceritanya, mending baca di sini deh. Kalo kita udah nginep di situ, penyewaan loker dianggap gratis.
Asyik, kan? Sambil nunggu check in, kita bisa jalan-jalan dulu tanpa harus
membawa tas.
Oh, ya. Sebelum nonton 99 Cahaya di Langit Eropa.
Gue sempet melihat spanduk ini. Wuiiih, gue suka bertanya-tanya sama diri gue
sendiri. Berarti kalo gue gak sengaja baca ini, gue bintang dong! Tapi yang
jadi masalah, gue tuh bintang film atau bintang sinetron? Kayaknya sih...
Bintang kecil, di langit yang biru. Amat banyak,
menghiasi angkasa. Aku ingin, terbang dan menari. Jauh tinggi, ke tempat kau
berada.
Bersambung...
Comments
Post a Comment