![]() |
Awalnya sih, gue cuman pengen nonton Nadine Chandrawinata. Bukan apa-apa, walo pun cinta kami nggak mungkin bersatu,
tapi satu-satu aku sayang ibu. Wkwkwk... Okelah! Memang yang jadi tujuan utama
gue nonton film ini adalah Nadine. Maklum, dia emang udah pernah memikat hati
gue lewat film Realita Cinta dan Rock n
Roll. Yang jadi pertanyaan awal gue adalah, akan jadi gimana karakter
Nadine di film ini?
Tapi ternyata gue salah. Tiba-tiba film ini bikin
gue jatuh cinta sama temennya Nadine. Mau nggak mau gue buka google, buat
caritahu, siapa sih temennya Nadine yang ada di film itu? Pokoknya dia
memerankan karakter Kirana. Hehe... Mirip-mirip lagu Dewa, ya?
Jreng! Ternyata dia bernama Ranggani Puspandya.
Tambah sebel lagi gue sama film ini gara-gara... si Ranggani mirip sama
seseorang. Gila! Dari satu angle ke angle laen ternyata Ranggani emang persis.
Asem emang film ini. Bikin gue jadi ngenes sendirian di gedung bioskop. Mana
lupa bawa jaket pulak, jadinya kedinginan sendirian. Brrr...
Secara judul gue baru tau, ternyata Sagarmatha itu
adalah taman nasional. Jadi bisa jadi pelajaran buat movers (moviemakers) untuk membuat
judul berdasarkan setting cerita. Misal ceritanya tentang kebun raya Bogor,
filmnya mungkin berjudul “Kebun Raya Bogor”. Atau mungkin “Benteng Kuto Besak” yang
ada di Palembang. Intinya, tadi gue nggak tau kalo ini taman nasional. Gue kira
Sagarmatha itu penyegaran mata.
Secara karakter, film ini bikin gue jadi mikir.
Satu si Nadine, satu lagi Ranggani. Buat cowok, ini bisa jadi semacam pilihan.
Lo akan pilih cewek yang tipe face-nya kayak Ranggani atau Nadine. Seperti yang
gue bilang tadi, gue lebih suka sama Ranggani. Soalnya dia mengingatkan gue
sama seseorang (tuh kan kesebut lagi). Lo pilih siapa?
Secara cerita, asli gue nggak nyangka sama film
ini. Dari awal sampai menjelang akhir gue disuguhin cerita tentang
persahabatan. Mereka berpetualang menuju Himalaya. Tapi ternyata di ending,
kejutannya menjadi luar biasa. Tadinya pas di tengah gue sempet bingung, ini
cerita kok alurnya mulai ngawur. Tapi ke belakang baru terkuak. Ternyata si
Kirana itu... Dia adalah... Kirana rupanya... Akh! Nonton aja, deh. Nggak seru
kalo diceritain.
Secara gambar. Namanya berada di lokasi yang
keren, pasti gambarnya juga keren, dong. Gosip-gosip ini film pakek kamera
DSLR? Tapi gue kayaknya nggak yakin, deh. Kayaknya ini film pakek kamera laen?
Tanya sendiri deh sama DOP-nya kalo mau tau. Yang pasti nggak mungkin pakek
polaroid.
Entah editing atau cerita yang bikin twist film
ini jadi oke. Soalnya pas adegan Kirana walk out, gue jadi mikir, kenapa shot
ini musti ada? Gue suka shot ini soalnya mewakili sebagian besar cerita. Shot
statis dengan dissolve yang lumayan lama. Apa maksudnya coba? Hehe... Ada,
dweeeh!
Tapi secara keseluruhan film ini bikin gue jatuh
cinta sama Ranggani. Yap. Dia memang mirip sama seseorang.
#Hiks #Diajeeeng
Comments
Post a Comment