Sedang menunggu "Rumah Kentang" di Buaran Theater, sebuah bioskop tua yang masih tetap bertahan dan punya penonton. Asli, gue salut sama kemampuan bioskop ini untuk bertahan. Soalnya, jarang ada bioskop yang mampu menghadapi situasi perfilman dunia seperti sekarang. Apalagi yang namanya pembajakan sudah membudaya.
Sekarang saya duduk di ruang tunggu bersama calon penonton lain. Ada yang pacaran, ada yang sibuk dengan handphone-nya, macam-macam. Sementara loket Buaran 1 belum buka, padahal sekarang sudah menunjukkan pukul 16.04 WIB, tanggal 13 desember 2013. Maklum, abis ganti batere jam barusan, makanya agak presisi kalo masalah waktu.
Sambil menunggu, saya kok jadi mikir, ya? Ternyata penonton kita itu nggak masalah kalo diputarin film yang gak update. Kayak film Rumah Kentang ini, jelas-jelas itu adalah film lama. Tapi kok baru diputar di sini? Penasaran, seberapa banyak penontonnya, ya?
Buaran 1 ini terdiri dari 5 kali penayangan. Dengan harga tiket yang lumayan murah, 10.000 rupiah. Itu untuk hari senin-jum'at, kalo sabtu dan minggu harga tiketnya jadi 15.000 rupiah. Dengan harga tiket 10.000 rupiah saja, jika penonton mencapai 100 dalam satu kali pertunjukan, maka penghasilannya adalah 1 juta rupiah untuk satu kali pertunjukan. Kalau 5 kali, berarti 5 juta rupiah. Enak ngomongnya kalo sebulan 30 hari, maka pendapatan dari studio 1 saja mencapai 150 juta. (Ini hitung-hitungan pencapaiannya)
Anggap saja Buaran Theater bisa hidup dari satu studio, bagaimana cara mengelola keuangan? 150 juta nanti akan dipakai untuk biaya pemutaran film, biaya operasional bioskop, biaya listrik, dsb. Kalau cukup, berarti 3 studio lain adalah bonus. Itu adalah keuntungan Pengusaha Bioskop.
Strategi yang dipakai jika ingin mengoptimalkan 1 studio adalah, dengan memutar film ter-update di satu studio tersebut. Untuk hitungan sekarang, katakanlah film Soekarno. Coba bayangkan, mana ada bioskop yang memutar film Soekarno, update, harga tiket 10.000 rupiah. Atau tiketnya dinaikkan menjadi 20.000 rupiah saja masih terhitung murah, kan?
Ini salah satu saran, saya rasa masih banyak saran lain yang bisa memaksimalkan potensi bioskop ini.
Pertanyaan selanjutnya, bagaimana logika pendapatan dan pengeluaran sebuah bioskop?
#MerenungLagi
Comments
Post a Comment