Catatan Usai Menonton 3 Cewek Petualang

http://on.fb.me/18KK2KY


Secara judul saja udah jelas, kalo film ini bercerita tentang cewek-cewek petualang. Tapi asli gue ketipu waktu di awal film, soalnya bukan cuman 3 cewek, tapi ada 2 cowok yang ikutan berpetualang. Jadinya secara judul mustinya diganti jadi... 3 Cewek dan 2 Cowok Petualang. Atau diganti jadi 5 Petualang? Hmmm... Tapi kok bisa ya, judulnya pakai 3 Cewek Petualang?

Terus gue punya pertanyaan yang rada bikin gerah sampai sekarang. Gimana caranya bikin skenario, agar penonton yang dalam kondisi capek bisa seger pas menontonnya? Soalnya begini, untuk pangsa penonton orang kerja, pasti mereka sudah capek dengan beban kerjaan yang menumpuk. Jika mereka ingin datang ke bioskop dalam rangka mencari hiburan, paling nggak mereka menemukan kepuasan secara batin. Yang begini sebenarnya relatif, tapi memang perlu juga ramuan khusus, paling nggak bisa jadi pola yang khas bagi proses pembuatan film selanjutnya.

Terus lagi-lagi masalah legenda atau mitos (atau apalah sebutannya). Sering kita membuat sebuah cerita yang berdasarkan kisah-kisah lokal untuk kepentingan horor. Sampai film ke-20 ini gue tonton, muncul pertanyaan... Bagaimana meyakinkan penonton bahwa legenda atau mitos itu benar-benar ada? Kayaknya kalo menurut gue sih, semakin moviemakers (movers) mampu meyakinkan penonton, semakin dia berhasil membuat kisah yang dipercaya ada kebenarannya. Sama saja kayak kisah tentang hantu (waktu kita kecil dulu) yang selalu muncul sehabis maghrib. Padahal esensinya, agar kita tidak main di luar rumah selesai maghrib, jadi muncullah cerita-cerita seperti itu.

Kalo yang gue tangkep sih, ini cerita ada latar belakang memperkenalkan sebuah pulau di daerah Belitung. Yang jadi masalah, gimana membuat sebuah konsep cerita, agar sisi menarik dari pulau tersebut bisa terangkat? Kalo dari yang ditonton tadi, menurut gue sih, jalan-jalan ke sebuah pulau di Belitung itu ada beberapa keasyikan. Naik perahu, berburu, jalan-jalan di hutan, foto-foto. Yang menarik untuk ditanyakan adalah, apa cuman segitu keasyikan jalan-jalan ke pulau Belitung? Gue jadi mikir, di sinilah fungsi riset antara Produser, Sutradara dan Penulis Skenario menjadi penting. Atau paling nggak, kita bisa angkat cerita dari novel yang dibuat oleh putra daerah Belitung sendiri. Kan novelis dari Belitung bukan cuman Andrea Hirata doang. #MungkinLho

Performa pemain sudah lumayan kalo menurut gue. Ada cowok yang lucu, cowok si pembela yang lemah, sama 3 cewek seksi. Tapi menurut gue yang ngangkat justru si cowok lucu itu. Cukup menghibur secara aktingnya yang rada-rada ndesow. Tapi mungkin karena gue ndesow juga, jadi pas sama gaya-gaya model begitu. #Sotoy

Satu lagi kalo menurut gue sih, ini menyangkut pesan yang akan ditampilin sama film ini. Menonton dari awal sampai akhir, meskipun di tengah rada-rada ngantuk, gue jadi mikir... Apa kelebihan film ini? Secara cerita kurang gigit, secara visual kurang lumayan, lagi-lagi gue nggak mau rugi dong.

Jujur, kalo disuruh menarik kesimpulan, menurut gue film ini pesannya adalah... Dilarang keras pakai hotpans kalo lagi berpetualang!!!

Kenapa? Makanya nonton, dong! :P


Comments