Catatan Sehabis Nonton Adriana

http://bit.ly/1dSEaoh

Hari ini agak kepagian menuju Bioskop Internasional Plaza, Palembang. Alasannya, takut gak sempat lagi besok-besok. Tadi pagi habis begadang, gue langsung meluncur ke IP yang jaraknya kurang-lebih 60 kilometer dari rumah.

Tepat jam 12.45 gue langsung nonton Adriana. Udah penasaran dari kemaren-kemaren, apalagi di trailer ada beberapa tempat yang gue kenal selama di Jakarta. Katakanlah tugu proklamasi (tempat gue dulu kontrak rumah pas zaman kuliah), stasiun KRL, UI, terus Kebun Raya Bogor, kayaknya emang ini kisah tentang anak muda urban.

Gue gak mau bahas tentang cerita film ini, yang pasti unik aja. Misteri, tapi romance. Seperti petualangan cinta, kata Dolken begitu. Lupa gue dia memerankan apa, kayaknya Dolken memerankan tokoh Andra. Gak percaya? Cek aja ke bioskop!

Ini bisa jadi catatan kalo kamu para moviemakers (movers) ingin bikin film dengan latar belakang tempat bersejarah di suatu kota. Ini salah satu contohnya, mungkin ada contoh laen lagi. Misal tentang seorang anak yang mencari resep cuka pempek yang bisa mengingatkan dia akan emaknya. Atau yang lain lagi.

Yang menarik dari segi penceritaan film model begini, adalah tentang benang merah cerita (kalo kata gue). Benang merah di kisah ini adalah petualangan cinta si Dolken untuk merebut hati Adriana. Sayangnya di film ini petualangan Dolken kayaknya gak berhasil. Eh, berhasil apa enggak ya tadi? Tuh kan, gue jadi lupa. Soalnya saingan Dolken berat, Cuy.

Gue kok jadi mikir, ya? Seberapa kenal kita dengan kota kita sendiri? Kayak Palembang aja. Gue masih belum yakin lho, kalo gue itu kenal sama kota pempek ini. Jangan-jangan ada banyak sudut yang belum gue jamah selama ini.

Gimana dengan mereka yang tinggal di kota laen? Misal di Surabaya ada Pantai Kenjeran, yang dulu gue suka sebut dengan salah kata jadi Krenjengan. Atau di Yogya ada Stasiun Lempuyangan. Atau di Makassar ada daerah yang namanya Panakkukan (bener gak nih tulisannya).

Setiap kota punya sejarah yang unik. Sejarah itu adalah pengetahuan yang menarik untuk diteruskan ke mereka yang generasinya berada di bawah kita. Jadi kesimpulan gue setelah menonton film ini adalah...

Gak harus bikin film sejarah untuk belajar tentang sejarah.


Comments