Yang agak beda dari film ini adalah, saya kurang tau banyak tentang promosinya. Sampe penayangan, saya juga belum tau film yang rilis pada hari kamis tanggal 21 november 2013. Yang saya tau adalah Sokola Rimba dan 308 (tayang ulang gara-gara ikut festival di luar negeri). Bahkan untuk di Jakarta, film ini hanya ada di 2 tempat penayangan. Pondok Indah Mall dan Lippo Kramat Jati. Kenapa sedikit sekali? Saya juga kurang paham.
Film ini unik, tanpa promosi, tapi secara pesan lumayan. Filmnya bercerita tentang 2 sahabat (cewek) yang buta dan tuli. Yang buta bernama Ina, yang tuli sori saya lupa. Si Ina doyan panjat tebing, sedang si Tuli jago surfing.
Secara pesan film ini kuat. Memberi tontonan kepada remaja agar memanfaatkan waktunya untuk hal-hal positif. Panjat tebing dan surfing adalah 2 hal yang positif. Berbeda dengan karya penulis skenario sebelumnya (Merry Go Round).
Penulis film ini adalah Faldin Martha (maaf, jika ada penamaan yang salah). Yang unik, saya jadi tahu bahwa penulis satu ini gayanya memang lambaaat bangets. Jika dibandingkan antara Merry Go Round dan Bukan Hanya Mata Ketiga, kedua-duanya seperti film yang sarat moral. Seperti mengajak generasi muda untuk melakukan hal-hal positif.
Yang jadi karakter Ina di film ini tuh cakep. Saya merasa ada potensi buat anak untuk terkenal. Ini anak masih remaja, terus secara face mukanya oke, dan tinggi pulak. Yang keren dari dia adalah senyumnya. Saya jadi mikir, senyum orang yang tidak melihat (buta), biasanya memang kayak gitu.
Terus saya suka angle-angle dengan latar belakang pantai di film ini. Lokasi syutingnya kan Gunung Kidul, Yogyakarta. Ada satu adegan dimana latar belakang ada ombak besar yang menabrak batu karang. Indah banget pokoknya. Kurang paham pakai kamera apa film ini, kok bisa menampilkan pecahan air karena menabrak karang.
Secara garis besar film ini keunikannya adalah remaja. Sebuah segmen yang sudah jarang dihadirkan selama saya asyik dengan #1001TiketFilmIndonesia.
Comments
Post a Comment