Catatan Gua Kelar Nonton 308

http://on.fb.me/1i5PP8v


Film ini sudah pernah tayang. Ditayangkan ulang lantaran masuk ke festival film horor tingkat dunia. Kenapa film ini istimewa?

Dari awal sudah menjelaskan, bahwa ini kategori psychology horror. Saya jadi ingat, gaya seperti ini biasanya dipakai oleh sutradara amrik (yang india) bernama Manoj Night Shyamalan. 

Kalau melihat setting yang secara garis besar hanya di satu hotel, maka film ini sebanding dengan Lady in The Water-nya Shyamalan. Atau kalau kita mau tarik ke masa lalu lagi, film Hitchcock yang berjudul Rear Windows juga bertipe sama. Film ini bisa jadi pelajaran buat movers (moviemakers), bahwa bukan tidak mungkin kita bikin film hanya fokus satu setting.

Untuk pertama kalinya (setelah sekian lama) saya jatuh cinta sama Shandy Aulia. Ini pemaen sudah semakin dewasa sekarang, meskipun suaranya masih khas dengan gaya yang sama. Gaya ketakutannya, gaya dia sebagai kakak, dan keseksiannya oke. Apalagi pas adegan akhir di kolam renang waktu dia menyelamatkan diri.

Saya merasa, seperti ini cara menampilkan tubuh seksi yang elegan. Nggak mengumbar paha kemana-mana, sehingga kesannya jadi murahan. Cara berpakaiannya juga wajar. Jadi nggak perlu menunjukkan bahwa Shandy itu seksi dengan mempertontonkan tubuhnya. Cukup sedikit, tapi bikin penasaran.

Yang sangat mendukung film ini jadi keren adalah tipe shot. Sutradara Jose Purnomo, yang sekaligus jadi penata kamera, bener-bener merangkai shot dengan cara efektif. Saya suka gaya ini. Ditambah scoring musik yang menurut saya oke.

Cuma satu kelemahan film ini menurut saya, yaitu, saat kemunculan Nyi Roro Kidul. Masak Nyi Roro Kidul-nya nggak oke? Kenapa nggak dibuat adegan seperti halnya film "Woman in Black", ya? Si woman di situ kan sangat misterius? Soalnya image Nyi Roro Kidul ini kan angker, kalo diwujudkan dengan gaya seperti itu, ketegangan jadi hilang. 

Kira-kira begitu catatan saya. 

#Echo #Tumbaaal #Bal #Bal #Bal

Comments