Bagaimana Menciptakan Penonton Masa Depan?

http://on.fb.me/HuT7ST

Hari ini gue kedatangan tamu istimewa, namanya Arvin Miracelova. Seperti biasa, gue harus menempuh jarak 60 km hanya untuk menemuinya di Hotel Azza, Palembang. Awal obrolan adalah, menyambung cerita-cerita kami sebelumnya tentang impian. Sampai pada satu titik kami membahas tentang... Bagaimana menciptakan penonton masa depan?

Sebelumnya gue musti kenalin dulu si Arvin ini. Yang gue tau pertama kali adalah, si Arvin ini orang gila yang berhasil bikin film panjang sebanyak 10 buah selama setahun. Sinting! Produktif banget, ya?

GUE :
Lo makan jamu apa kok bisa greng kayak gitu?

Arvin berbisik ke telinga gue, sampe gue merem-melek dengerinnya.

GUE :
Oh, caranya begitu. Oke, oke.

Tapi sampe sekarang gue lupa, emang caranya tadi gimana, ya? Hehe...

Kuncinya adalah tentang Film Berbasis Komunitas. Arvin berhasil membuktikan bahwa komunitas-komunitas di Indonesia itu nggak kalah dalam hal pembuatan film. Mereka serius, lho. Artinya mereka melakukan itu dengan sepenuh hati, sebagai pembuktian bahwa mereka mampu.

Lalu apa hubungannya dengan menciptakan penonton masa depan? Jawabannya adalah logika, bahwa pada prinsipnya orang-orang itu senang menonton karyanya sendiri. Potensi pasar penonton yang besar di Indonesia ini sangat memungkinkan bagi kita untuk meraup keuntungan dari bidang perfilman. Cuma sayang, kenapa potensi ini tidak tergarap dengan maksimal?

Kata gue, upaya model begini sudah sering dibahas, sebenarnya. Tapi lagi-lagi banyak menemui kendala, apalagi terkait dengan kebijakan politik, karakter orang-orang kita, dsb. Hanya orang-orang sableng saja yang mampu melakukan sesuatu dari hal-hal yang kecil, tapi berimbas ke hal-hal yang besar. Seperti Arvin, yang berhasil membuktikan bahwa... Untuk menciptakan penonton, kuncinya adalah di komunitas. Sampai detik ini Arvin masih bergerak ke kota-kota di Indonesia untuk membuktikan impiannya tersebut.

Kami sepaham karena kebetulan gue lagi konsen dengan 1001 Tiket Film Indonesia. Intinya, kami sama-sama punya kegelisahan yang sama tentang perfilman di negeri ini. Gue memulai dari tiket, Arvin memulai dari komunitas.

Akankah kegelisahan kami ini menemukan jalan keluar? Kita saksikan di episode selanjutnya.

#UnyilKucing



Comments