The Butler : Dibalik Cerita Pelayan Gedung Putih



The Butler bercerita tentang kehidupan pelayan kepresidenan bernama Eugene Allen yang menjadi pelayan selama 34 tahun untuk delapan presiden Amerika Serikat. Di film ini, nama Allen diubah menjadi Cecil Gaines yang diperankan oleh Forest Whitaker

Cerita tentang kehidupan di balik istana kepresidenan nampaknya sangat menarik dan banyak hal yang bisa diangkat sebagai pembelajaran kehidupan. Seperti film yang disutradarai oleh Lee Daniels berjudul The Butler.

Banyak sekali kejadian menarik dan inspiratif dari film yang naskahnya ditulis oleh Danny Strong ini. Selain ceritanya yang menyentuh, The Butler juga turut dibintangi oleh pesohor kawakan, seperti Oprah Winfrey, Mariah Carey, John Cusack, Jane Fonda dan banyak lagi yang membuat Anda merasa familiar.
Dengan durasi 132 menit, penonton akan menyaksikan berbagai adegan menegangkan sekaligus emosional. Pesan moral yang bisa dipetik dari film ini di antaranya semangat hidup, kesabaran, kasih sayang dan ketegaran hati. Berbudget USD 30 juta, The Butler berhasil meraup box office sebesar USD 125,4 juta sampai saat ini.

Film yang diangkat dari buku A Butler Well Server by This Election karya Wil Haygood. The Butler bercerita tentang kehidupan pelayan kepresidenan bernama Eugene Allen yang menjadi pelayan selama 34 tahun untuk delapan presiden Amerika Serikat. Di film ini, nama Allen diubah menjadi Cecil Gaines yang diperankan oleh Forest Whitaker.

Sejak kecil, Cecil Gaines mengalami nasib yang sangat memilukan, ia harus melihat orang tuanya mati ditembak oleh seorang kulit putih, pemilik perkebunan kapas di mana ayahnya bekerja sebagai budak. Tidak hanya itu, Cecil juga harus bersama ibunya yang diperankan Mariah Carey menjadi wanita gila setelah diperkosa oleh sang majikan.

Cecil hidup di masa ketika kehidupan seorang kulit hitam Amerika tidak bernilai. Hak mereka untuk sama dihadapan hukum tidak ada. Hidupnya mulai berubah ketika nenek pemilik ladang kapas mengangkatnya menjadi pelayan di rumahnya. Cecil belajar berdamai dengan masa lalu dan rasa sakit hatinya.
Ia belajar sebagai pelayan di rumah nenek tersebut. Pelajaran ini sangat berharga meskipun ia tidak sekolah, ia bahkan lebih berbakat dalam pelayanan ketimbang orang-orang kulit putih. Kemudian, ia pergi merantau ke luar desa untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

Di perjalanan, ia menjalani berbagai peristiwa yang memprihatinkan, seperti kelaparan dan kehujanan tanpa ada yang mau membantu kesulitannya. Satu keberuntungan ia bisa bertemu dengan pengajar pelayan yang bekerja di hotel mewah. Ia kemudian mendapatkan pekerjaan di hotel mewah tersebut. Karirnya meningkat, hingga akhirnya ia berhasil bekerja di Gedung Putih untuk melayani Presiden Amerika Serikat. Namun, Cecil lagi-lagi masih kerap diperlakukan tidak adil karena warna kulitnya.

Selama 34 tahun, Cecil banyak menyaksikan peristiwa penting di Amerika Serikat. Ia juga mengambil andil dalam menyokong perjuangan persamaan warga kulit hitam.


Comments