Oleh : Wurry Parluten
Seperti sering saya bahas sebelumnya, industri perfilman Indonesia (yang saya sebut Indowood) sebaiknya terbagi 2, antara lain:
1) Industri Hulu
2) Industri Hilir
Industri Hulu (Ihul) ini adalah segala hal yang berkaitan dengan proses pembuatan film sampai jadi. Lalu Industri Hilir (Ihil) adalah segala hal yang berkaitan dengan proses pemasaran sebuah film. Sederhananya kita ibaratkan film itu kue, maka di Ihul ditekankan bagaimana bisa menghasilkan kue yang nikmat, sedap, pokoknya yang makan bisa puas alias top markotob maknyos? Sedang di Ihil, penekanannya lebih ke bagaimana agar kue-kue yang nikmat itu bisa memuaskan banyak penggemar kue?
2) Industri Hilir
Industri Hulu (Ihul) ini adalah segala hal yang berkaitan dengan proses pembuatan film sampai jadi. Lalu Industri Hilir (Ihil) adalah segala hal yang berkaitan dengan proses pemasaran sebuah film. Sederhananya kita ibaratkan film itu kue, maka di Ihul ditekankan bagaimana bisa menghasilkan kue yang nikmat, sedap, pokoknya yang makan bisa puas alias top markotob maknyos? Sedang di Ihil, penekanannya lebih ke bagaimana agar kue-kue yang nikmat itu bisa memuaskan banyak penggemar kue?
Pertanyaan saya selanjutnya, lalu dimanakah peran FFI 2013? Berada di Ihul atau Ihil?
FFI 2013 itu kan bicara masalah kualitas film sebagai sebuah karya, bukan kapasitasnya sebagai produk. Maka FFI 2013 ini lebih mengacu kepada Ihul yang musti dinilai perkembangan kualitasnya. Kenapa ini penting? Soalnya untuk menjawab tantangan dari masyarakat yang sering menganggap bahwa kualitas film Indonesia itu buruk. Film Indonesia tidak buruk kok, kalau tidak percaya tonton saja! Memang ada beberapa karya yang dibuat terkesan asal-asalan, tapi ada juga banyak karya yang dibuat dengan pemikiran yang matang. Kita tidak bisa men-judge bahwa film Indonesia itu buruk, lantaran yang kita tonton adalah film-film yang kurang memenuhi standar keinginan kita.
Saya terpaksa membandingkan film-film kita dengan film Hollywood. Contoh film Machete, meskipun sutradaranya se-kaliber Robert Rodriguez, tapi secara kualitas kurang mau bilang apa? (Menurut saya lho) Kalau dibandingkan dengan film kita Kemasukan Setan saja buat saya pribadi jauh. Masih keren film garapan M. Yusuf itu (Yang dalam istilah saya, M. Yusuf Shyamalan, hehe…).
Sekarang saya tanya, kenapa Gore Verbinski tertarik membuat The Ring? Karena itu adalah gaya Jepang yang memikat perhatian dunia. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti ada film Indonesia yang memiliki kualitas mengalahkan The Ring, sehingga menarik perhatian dunia.
Di sinilah fungsi FFI 2013, melihat film dari kacamata kualitas. Kualitas di sini tidak musti film-film art (ngertilah maksud saya). Kualitas di sini kan bicara masalah perkembangan film secara keseluruhan. Mulai dari perkembangan peran, perkembangan gaya penyutradaraan, sampai perkembangan teknologi. Kita bisa lihat sekelas film Sixth Senses saja bisa masuk nominasi Oscar. Belum lagi Quentin Tarantino dengan film nyeleneh Pulp Fiction.
Sebelum FFI 2013 diadakan, ada baiknya saya memberi masukan untuk para juri. Saya ingin para juri berpihak kepada generasi muda perfilman indonesia. Kenapa begitu? Ya, karena masa depan perfilman kita itu ada di tangan mereka. Tidak melulu mereka yang sudah senior yang menang, tapi yang muda-muda juga dong.
Perkembangan sebuah karya sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Semisal untuk penyutradaraan, gak harus bikin establish lalu baru masuk ke shot adegan. Zhang Yimou di Raised Lattern saja dibuka dengan BCU yang menampilkan wajah Gong Li. Tidak ada patokan dalam karya, sekarang semuanya sudah berkembang (paling maunya memenuhi standar LSF saja). Toh siapa sangka film sekelas Paranormal Activity menjadi perhatian dunia.
Selamat datang FFI 2013! Jangan lupa untuk mengapresiasi film Indonesia di bioskop-bioskop kesayangan Anda!
Jadwal rilis kamis, 3 oktober 2013, antara lain...
1) Hati ke Hati
2) Air Mata Terakhir Bunda
FFI 2013 itu kan bicara masalah kualitas film sebagai sebuah karya, bukan kapasitasnya sebagai produk. Maka FFI 2013 ini lebih mengacu kepada Ihul yang musti dinilai perkembangan kualitasnya. Kenapa ini penting? Soalnya untuk menjawab tantangan dari masyarakat yang sering menganggap bahwa kualitas film Indonesia itu buruk. Film Indonesia tidak buruk kok, kalau tidak percaya tonton saja! Memang ada beberapa karya yang dibuat terkesan asal-asalan, tapi ada juga banyak karya yang dibuat dengan pemikiran yang matang. Kita tidak bisa men-judge bahwa film Indonesia itu buruk, lantaran yang kita tonton adalah film-film yang kurang memenuhi standar keinginan kita.
Saya terpaksa membandingkan film-film kita dengan film Hollywood. Contoh film Machete, meskipun sutradaranya se-kaliber Robert Rodriguez, tapi secara kualitas kurang mau bilang apa? (Menurut saya lho) Kalau dibandingkan dengan film kita Kemasukan Setan saja buat saya pribadi jauh. Masih keren film garapan M. Yusuf itu (Yang dalam istilah saya, M. Yusuf Shyamalan, hehe…).
Sekarang saya tanya, kenapa Gore Verbinski tertarik membuat The Ring? Karena itu adalah gaya Jepang yang memikat perhatian dunia. Bukan tidak mungkin suatu saat nanti ada film Indonesia yang memiliki kualitas mengalahkan The Ring, sehingga menarik perhatian dunia.
Di sinilah fungsi FFI 2013, melihat film dari kacamata kualitas. Kualitas di sini tidak musti film-film art (ngertilah maksud saya). Kualitas di sini kan bicara masalah perkembangan film secara keseluruhan. Mulai dari perkembangan peran, perkembangan gaya penyutradaraan, sampai perkembangan teknologi. Kita bisa lihat sekelas film Sixth Senses saja bisa masuk nominasi Oscar. Belum lagi Quentin Tarantino dengan film nyeleneh Pulp Fiction.
Sebelum FFI 2013 diadakan, ada baiknya saya memberi masukan untuk para juri. Saya ingin para juri berpihak kepada generasi muda perfilman indonesia. Kenapa begitu? Ya, karena masa depan perfilman kita itu ada di tangan mereka. Tidak melulu mereka yang sudah senior yang menang, tapi yang muda-muda juga dong.
Perkembangan sebuah karya sekarang sudah tidak seperti dulu lagi. Semisal untuk penyutradaraan, gak harus bikin establish lalu baru masuk ke shot adegan. Zhang Yimou di Raised Lattern saja dibuka dengan BCU yang menampilkan wajah Gong Li. Tidak ada patokan dalam karya, sekarang semuanya sudah berkembang (paling maunya memenuhi standar LSF saja). Toh siapa sangka film sekelas Paranormal Activity menjadi perhatian dunia.
Selamat datang FFI 2013! Jangan lupa untuk mengapresiasi film Indonesia di bioskop-bioskop kesayangan Anda!
Jadwal rilis kamis, 3 oktober 2013, antara lain...
1) Hati ke Hati
2) Air Mata Terakhir Bunda
Comments
Post a Comment