Tak banyak berbeda dengan format D1, Digital Betacam (atau kadang disebut dengan Digibeta, d-beta, dbc, atau singkatnya Digi) mampu memproduksi 520 line gambar dengan ukuran 768 x 576 (PAL, Square Pixel, 50i), atau 720 x 576 dan 720 x 486 (NTSC, 60i). Pada saat itu, teknologi kompresi video untuk menciptakan bitrate kecil perdetiknya masih sangat minim yang alhasil Digital Betacam menghabiskan 90Mb/detik dengan sistim kompresi “DCT-Compressed Component Video Signal”. Padahal menurut SONY sendiri di tahun 1996, kompresi yang lebih kecil dengan kualitas yang sama dapat diciptakan. Maka dari itu, pertengahan tahun 1996, Sony mengeluarkan DVCam.
Yang relatif signifikan dengan D1 hingga D5 adalah medianya. Sony Digital Betacam menggunakan kaset yang sama dengan kaset Betacam SP. Apalagi dengan sistim perekaman digital, putaran pita tidak perlu terlalu cepat (untuk mengejar kualitas) seperti pada perekaman analog. “S” tape mampu merekam 40 menit video, dan “L” tape mampu merekam 124 menit video. Harga Digital Betacampun jauh lebih murah dibandingkan dengan D1.
Gambar 1.10. Kaset Digital Betacam – “L” Series. Secara prinsip sama dengan Betacam SP analog, tetapi sistim perekamannya yang berbeda, yaitu dengan sistim digital.
Format video ini pertama kali dipopulerkan di Indonesia oleh stasiun televisi Indosiar Visual Mandiri yang mulai mengudara di tahun 1995. Hingga saat ini, Digital Betacam masih menjadi standar penyiaran stasiun televisi tersebut. Saingan besar dari format Digital Betacam ini adalah Panasonic DVCPRO●50 yang muncul di kemudian waktu dengan tekhnologi yang harganya jauh lebih murah dengan kualitas lebih baik.
Comments
Post a Comment