![]() |
Minggu yang
sibuk, untung ada waktu yang pas untuk menonton film 23:59 di bioskop kesayangan saya. Film yang bikin penasaran saya, karena secara trailer sudah tergambar
bahwa ini konsepnya beda. Yang jadi pertanyaan saya sebelum menonton adalah... Film
dengan gaya seperti ini apakah akan enak ditonton? Maka sehabis dari lokasi
syuting dan dalam keadaan letih saya coba menonton film ini. Saya rasakan
kenyamanan menontonnya. Ternyata unik, lho. Film ini sanggup bikin saya
menikmati meski secara plot agak membingungkan.
Entahlah apa
jenis film ini. Beberapa kali saya ditelpon di tengah menonton, dan saya tidak
mengangkatnya. Ternyata... Film ini membuat saya tetap kekeuh untuk selesai
menonton. Kalo yang saya simpulkan, rasa penasaranlah yang membuat saya
tertarik akan film ini. Penasaran seperti apa sih hasil kerja keras para
moviemakers (movers) yang ada di dalamnya?
Ingin tahu? Nonton, dong!
Tips dan
trik dari saya untuk menikmati film ini adalah... Gak usah mikirin cerita.
Lihat saja bagaimana cara aktor atau aktrisnya berakting? Mereka biasa-biasa
saja, gak ganteng-ganteng amat, apalagi cantik. Tapi ekspresinya yang luar
biasa. Gue salut kalo untuk yang satu ini.
Bicara
masalah karakter, tak satu pun saya ingat siapa saja nama pemainnya. Mungkin
karena terlalu banyak pemain dan terlalu banyak nama karakter yang ada di film.
Catatan ke depan (menurut saya), jika ingin menggarap film seperti ini kayaknya
harus memakai satu nama karakter utama. Masalah pemainnya beda, oke-oke saja.
Kalau ditanya, kenapa orangnya beda tapi namanya sama? Bilang saja, ini adalah
konsep. Konsepnya... Di Indonesia ada banyak orang yang namanya sama, kan?
Secara
tema... Saya kok agak gerah ya kalau menonton film adegannya bunuh diri? Nggak
ngerti, menularkan keputus-asaan di dalam film itu kayaknya bikin nggak nyaman.
Seperti celetukan seorang penonton yang bilang begini... Udah capek-capek pulang
kerja, menyisihkan uang untuk menonton film Indonesia, eh ujung ceritanya nggak
jelas. Kira-kira begitu argumen seseorang yang pernah cerita ke saya.
Tapi saya
rasa ada pesan khusus yang ingin disampaikan film ini. Pesan tentang, bagaimana
nasib movers muda Indonesia? (itu yang saya tangkap) Pesan bahwa mereka juga
butuh diperhatikan. Sebuah pesan yang sarat akan pemikiran, tentang bagaimana
generasi muda kita ke depan. Bagaimana cara kita menanggapi keganjilan yang ada
di masyarakat? Terutama kaum muda.
Film ini
membuat saya berkesimpulan... Jika ingin melihat pemikiran generasi muda
Indonesia, maka lihatlah film-filmnya.
Comments
Post a Comment