Catatan Setelah Menonton Film 23:59

http://on.fb.me/1ifgFGe

Minggu yang sibuk, untung ada waktu yang pas untuk menonton film 23:59 di bioskop kesayangan saya. Film yang bikin penasaran saya, karena secara trailer sudah tergambar bahwa ini konsepnya beda. Yang jadi pertanyaan saya sebelum menonton adalah... Film dengan gaya seperti ini apakah akan enak ditonton? Maka sehabis dari lokasi syuting dan dalam keadaan letih saya coba menonton film ini. Saya rasakan kenyamanan menontonnya. Ternyata unik, lho. Film ini sanggup bikin saya menikmati meski secara plot agak membingungkan.

Entahlah apa jenis film ini. Beberapa kali saya ditelpon di tengah menonton, dan saya tidak mengangkatnya. Ternyata... Film ini membuat saya tetap kekeuh untuk selesai menonton. Kalo yang saya simpulkan, rasa penasaranlah yang membuat saya tertarik akan film ini. Penasaran seperti apa sih hasil kerja keras para moviemakers (movers) yang ada di dalamnya?

Ingin tahu? Nonton, dong!

Tips dan trik dari saya untuk menikmati film ini adalah... Gak usah mikirin cerita. Lihat saja bagaimana cara aktor atau aktrisnya berakting? Mereka biasa-biasa saja, gak ganteng-ganteng amat, apalagi cantik. Tapi ekspresinya yang luar biasa. Gue salut kalo untuk yang satu ini.

Bicara masalah karakter, tak satu pun saya ingat siapa saja nama pemainnya. Mungkin karena terlalu banyak pemain dan terlalu banyak nama karakter yang ada di film. Catatan ke depan (menurut saya), jika ingin menggarap film seperti ini kayaknya harus memakai satu nama karakter utama. Masalah pemainnya beda, oke-oke saja. Kalau ditanya, kenapa orangnya beda tapi namanya sama? Bilang saja, ini adalah konsep. Konsepnya... Di Indonesia ada banyak orang yang namanya sama, kan?

Secara tema... Saya kok agak gerah ya kalau menonton film adegannya bunuh diri? Nggak ngerti, menularkan keputus-asaan di dalam film itu kayaknya bikin nggak nyaman. Seperti celetukan seorang penonton yang bilang begini... Udah capek-capek pulang kerja, menyisihkan uang untuk menonton film Indonesia, eh ujung ceritanya nggak jelas. Kira-kira begitu argumen seseorang yang pernah cerita ke saya.

Tapi saya rasa ada pesan khusus yang ingin disampaikan film ini. Pesan tentang, bagaimana nasib movers muda Indonesia? (itu yang saya tangkap) Pesan bahwa mereka juga butuh diperhatikan. Sebuah pesan yang sarat akan pemikiran, tentang bagaimana generasi muda kita ke depan. Bagaimana cara kita menanggapi keganjilan yang ada di masyarakat? Terutama kaum muda.

Film ini membuat saya berkesimpulan... Jika ingin melihat pemikiran generasi muda Indonesia, maka lihatlah film-filmnya.


Comments