Kamera DSLR modern biasanya telah
dilengkapi dengan teknologi yang dinamakan Metering Mode atau Exposure
Metering, Camera Metering atau untuk lebih praktisnya disebut Metering
merupakan tools yang sudah dirakit pabrikan didalamnya. Apa itu Metering dan Apa Gunanya
Secara prinsip, metering tidak
ada bedanya dengan alat ukur lainnya. Metering dipakai kamera DSLR ini pada
dasarnya mengukur menggunakan cahaya. Maksudnya, metering ini dipakai untuk
mengukur cahaya yang dilihat oleh kamera melalui lensa.
Saat melihat obyek foto melalui
view finder (jendela bidik) kamera, kondisi cahaya di obyek tersebut akan
diukur oleh sistem metering kamera. Tujuan utama dari sistem metering kamera
adalah menghasilkan foto yang pas eksposurnya. Metering melakukannya dengan
melakukan analisa tingkat gelap terang sebuah obyek foto kemudian menentukan
besarnya shutter speed, aperture, serta ISO supaya hasil foto memiliki cahaya
yang pas, tidak underexposure atau overexposure.
Cara Kerja Sistem Metering Kamera
Saat kamera melihat tembok,
sistem metering akan mengukur besar cahaya (gelap terang) yang dipantulkan oleh
tembok tersebut (reflektif). Hal ini mudah saat obyek foto memantulkan jumlah
cahaya yang sama. Namun masing-masing benda memiliki tingkat pantulan yang
berbeda.
Saat kita memotret langit, kalau
langitnya biru sempurna, metering kamera akan gampang menghitung eksposur
karena hanya ada satu tingkat terang yang harus dihitung (biru). Namun saat
kita memotret langit dengan tambahan awan putih, metering harus menghitung
kecerahan langit biru dan kecerahan awan putih dan harus berusaha menghasilkan
eksposur yang optimal. Sekarang tambahkan gunung dan barisan pepohonan ke dalam
obyek foto diatas, maka tingkat kompleksitas yang dihadapi metering makin rumit.
Secara umum sebuah kamera saat
ini paling tidak telah dilengkapi dengan 3 buah jenis metering yaitu Matrix
Metering, Center Weight Metering, dan Spot Metering. Ketiga jenis metering
tersebut mempunyai kelebihan dan kekurangan dan tergantung pada kondisi pencahayaan
yang dihadapi.
MATRIX METERING
Matrix metering adalah penemuan
terbaru dari sistem metering kamera. Metering ini bekerja dengan cara membagi
frame kedalam grid-grid kecil. Setiap grid akan dianalisis oleh kamera dan
hasilnya akan digabungkan untuk dicocokkan dengan database yang telah disimpan
didalam sebuah prosesor dalam kamera tersebut. Hasil kecocokan tersebut adalah
hasil metering yang akan digunakan untuk merekam foto yang dibidik.
Database itu sendiri adalah hasil
eksposur dari ribuan sampel eksposur berbagai kondisi pencahayaan yang
dihasilkan oleh ratusan fotografer profesional. Untuk itu pabrikan kamera mengklaim
bahwa metering sistem ini sangat ampuh dan presisi untuk digunakan dalam
berbagai keadaan. Kalau metering ini digunakan maka
kasus objek putih, kita tidak lagi perlu melakukan kompensasi penambahan
eksposur untuk mendapatkan hasil putih seperti yang terlihat, atau pengurangan
eksposur pada warna hitam untuk mendapatkan warna hitam seperti yang terlihat.
CENTER WEIGHT METERING
Metering ini menekankan pada
bagian tengah foto, dengan asumsi bahwa POI sebuah foto biasanya berada di
tengah. Apa yang dilakukan oleh sistem metering ini adalah melakukan analisa
dan mengambil nilai rata-rata dari kondisi pencahayaan yang terjadi pada bidang
tengah foto. Bagaimanapun nilai yang dihasilkan adalah nilai rata-rata, maka
akan selalu terjadi ketidaksesuaian antara kondisi sebenarnya dan kondisi yang
dihasilkan. Sebagai contoh, seorang model yang berada dipantai dengan langit
yang mendominasi sebagian besar bagian tengah foto, maka saat kalkulasi
dilakukan maka yang paling dominan adalah nilai cahaya langit, maka hasil
akhirnya akan lebih cenderung untuk mendapatkan eksposur langit dan bukan model
itu sendiri.
Pada kondisi pencahayaan normal,
artinya kondisi highlight dan shadow yang tidak terlalu kontras, maka biasanya
sistem metering ini bisa diandalkan. Kompensasi diperlukan untuk menyesuaikan
dengan kondisi sebenarnya, seperti pada kasus hitam dan putih di atas.
SPOT METERING
Dengan spot metering, kamera
hanya akan mengukur daerah yang sangat kecil dari obyek foto (antara 1-5% dari
luas jendela bidik). Ini biasanya akan menjadi pusat dari obyek itu, tapi
beberapa kamera memungkinkan pengguna untuk memilih titik-pusat yang berbeda,
atau mengubah komposisi dengan menggerakkan kamera setelah pengukuran cahaya.
Beberapa model kamera, seperti
Nikon D90, Canon 60D, dan beberapa kamera digital terkini, mendukung mode
Multi-Spot yang memungkinkan pembacaan cahaya pada obyek foto dibeberapa titik,
yang kemudian dirata-ratakan.
Spot metering sangat akurat dan
tidak terpengaruh oleh daerah lain dalam frame. Hal ini biasanya digunakan
untuk menembak adegan kontras sangat tinggi. Misalnya, jika dibelakang objek
terdapat cahaya matahari terbit dan wajah jauh lebih gelap dari cahaya di
belakang objek (ini disebut obyek “backlit”), spot metering memungkinkan
fotografer untuk mengukur pantulan cahaya dari wajah objek dan menghasilkan
eksposur yang baik, bukan sinar yang lebih terang di sekitar garis rambut.
Daerah sekitar bagian belakang dan garis rambut maka akan menjadi overesposure.
Contoh lain dari penggunaan spot
metering ketika akan memotret bulan. Karena sifat sangat gelap dari pemotretan
itu, metode metering lain cenderung menghasilkan cahaya over pada bulan. Spot
metering akan memungkinkan untuk mendapatkan pencahayaan lebih detail di bulan
sementara sekelilingnya underexposure. Lebih umum, spot metering digunakan
dalam teater fotografi, di mana para aktor yang tampak terang benderang berdiri
di depan tirai gelap atau hitam. Spot metering hanya mempertimbangkan
pencahayaan pada aktor dalam hal ini, sementara mengabaikan kegelapan
keseluruhan kejadian.
Comments
Post a Comment