Oleh : Wurry Parluten
Tulisan ini adalah kelanjutan dari tulisan saya sebelumnya, yang membahas tentang 1001 Tiket Film Indonesia. Tulisannya bisa dibuka pada link di bawah ini...
1001 Tiket Film Indonesia
Muncul pertanyaan baru di benak saya, yaitu, bagaimana cara mengembalikan kegairahan penonton akan Film Indonesia? Banyak yang bilang, sebaiknya kita membuat film yang berkualitas, agar penonton mau meluangkan waktunya untuk datang ke bioskop. Film berkualitas itu seperti apa? Ada banyak ukuran yang bisa kita pakai, tapi kemarin saya ketemu 3 hal dalam menilai film.
1. Bagus / Kurang
Tidak bisa dipungkiri bahwa penilaian ini sangat relatif, apalagi sampai mengeluarkan istilah film bagus atau film kurang. Ini menyangkut masalah taste (rasa) penontonnya. Tapi paling tidak, film-film yang disebut bagus atau kurang itu adalah penilaian yang mengedepankan film sebagai sebuah karya. Di sinilah yang menjadi alasan, kenapa festival-festival film diadakan. Itu menjadi semacam tolak ukur bagi para sineas untuk berkarya.
2. Laku / Rugi
Di Hollywood ada yang namanya istilah box office, mengacu kepada film itu laris atau tidak. Jika film itu laris, maka dia akan disebut film box office. Besar kemungkinan film-film model begini akan menjadi pembahasan, kenapa dia bisa laku keras? Di sini pembahasan film lebih tertuju kepada film sebagai sebuah produk. Tidak ada yang salah dengan term ini, karena memang ada orang yang hidupnya dari perfilman. Artinya jika film yang dia buat tidak laku, maka bagaimana dia akan menghidupkan industri yang dia buat.
3. Unik / Standar
Ada juga tipe film yang bisa dikatakan kurang secara karya dan tidak laku secara produk. Bagaimana menilai keunggulan film ini? Menurut saya, film dengan tipe seperti ini bisa kita nilai dengan kata unik. Artinya, meskipun dia tidak sekelas festival atau box office, pasti ada sisi unik dari film ini yang bisa kita bahas. Unik di sini mungkin idenya, atau cara penggarapannya, atau mungkin aktrisnya.
Dari 3 hal di atas, bisa dibilang bahwa penilaian sebuah film adalah perlu. Paling tidak begini. Jika ada teman kita datang ke bioskop duluan dengan pacarnya, lalu dia cerita ke kita, bahwa kemaren dia habis nonton film bagus di bioskop. Mau tak mau kita pun penasaran ingin nonton, kan?
Lalu jika film itu laris, apalagi sampai masuk jajaran box office Hollywood seperti halnya The Raid, itu juga bisa bikin kita penasaran datang ke bioskop. Begitu juga dengan sisi unik pada sebuah film. Itu juga bisa memikat penonton untuk datang ke bioskop.
Bagus, Laku dan Unik adalah istilah saya dalam menilai sebuah film. Banyak istilah lain yang bisa kita pelajari. Berbekal semua opini yang saya kemukakan ini, saya pun bertanya lagi, bagaimana cara menciptakan penonton di masa depan? Artinya, penonton potensial yang akan mengembalikan kejayaan film-film Indonesia, dengan cara menonton film-film Indonesia pula.
Mari kita telaah lagi!!!
Comments
Post a Comment