Suatu saat di
mana kondisi cahaya alami tidak memadai maka kita memerlukan cahaya buatan agar
tetap dapat memotret. Alat pembuat cahaya ini bermacam-macam salah satunya
adalah lampu kilat.
1. Sinkronisasi
rana
Saat kita
memotret, rana kamera membuka lalu menutup dalam selang waktu tertentu, bisa
lama dan bisa sebentar bergantung kecepatan yang kita pilih .dalam pemotretan
dengan lampu kilat, seharusnya saat rana terbuka penuh, saat itu pula kilat memberikan
cahaya maksimalnya.
Kalau kondisi
ini tercapai, artinya terjadi keserempakan saat antara rana terbuka penuh dan
saat lampu kilat menyala, kondisi ini disebut terjadi”sinkronisasi”. Ketidaksinkronan
terjadi akibat kecepatan rana terlalu tinggi, atau minimal lebih tinggi dari
pada kemampuan sinkron kamera.
Kalau kamera
yang kita pakai adaalah kamera dengan rana memusat, kecepatan berapapun yang
kita pakai akan terjadi sinkronisasi.Sedangkaan kalau kamera kita menggunakan
rana celah ,maka masalah sinkronisasi ini harus diperhatikan.
Dalam selektor
kecepatan rana, akan nampak tanda yang menunjukkan kecepatan sinkron kilat yang
sesuai untuk kamera tersebut. Kecepatan sinkron kilat berbeda-beda untuk tiap
jenis/merek. Kamera profesional semacam Nikon F4 atau canon EOS mempunyai
kecepatan sinkron 1/250 detik.
2. Guide
Number(GN)
Dalam pemotretan
dengan lampu kilat,kecepatan yang dipakai relatif tidak dapat diubah-ubah,
yaitu kecepatan sinkron kameranya. Dalam pemotretan dengan lampu kilat, bukaan
diafragma lah yang menentukan pas atau tidaknya pencahayaan yang terjadi.
Setiap lampu
kilat selalu disertai dengan keterangan kekuatan dirinya.Kekuatan sebuah lampu
kilat dijelaskan dalam suatu pedoman yang disebut GN atau Guide Number. Makin
kuat suatu lampu kilat, makin besar GN-nya. Untuk menentukan
berapa bukaan diafragma yang pas sesuai dengan kekuatan lampu kilat kita, maka
dapat dilakukan penghitungan dengan rumus sebagai berikut :
F = GN : jarak
obyek dengan lampu kilat
Jadi misalnya,
GN kita 36 dan jaraknya 6 meter, maka bukaan yang dipilih adalah 5,6 ( angka
yang paling mendekati 6)
3.
Mengoptimalkan Penggunaan Lampu Kilat
Pemakaian lampu
kilat yang sekadarnya, sering menghasilkan foto yang datar,bahkan bayangan yang
dihasilkan lampu kilat sering merusak isi foto secara keseluruhan.
Ada beberapa
cara untuk menghindari hal tersebut :
a. Cara
pertama Teknik “bounce”( teknik pantulan ). Cahaya lampu kilat kita pantulkan ke langit-langit atau bidang lain sehingga
cahaya menerangi obyek secara merata, dan jatuhnya bayangan di tempat yang
tidak terlihat foto.
Dengan
teknik ini, perhitungan bukaan diafragma memakai jarak yang merupakan jumlah
jarak dari lampu kilat ke bidang pantul ditambah jarak bidang pantul ke obyak. Untuk
menghindari berkurangnya intensitas cahaya karena di serap bidang pantul maka
bukaan diafragma harus dikoreksi dengan membukanya lebih besar 1 atau 2 stop.
b. Teknik
“remote Flash”: Bila kita tidak dapat memperoleh bidang pantul apapun misalnya
ketika berada di luar rumah, maka kita memakai teknik remote flash yakni
melepaskan lampu kilat dari badan kameranya dan meletakkan di suatu tempat
untuk mendapatkan efek foto yang diinginkan .
Dengan
teknik ini maka bukaan diafragma diukur dari jarak antara lampukilat ke
obyeknya, dan bukannya jarak antara kamera ke obyeknya.Tentu saja penyalaan
lampu kilat menggunakan bantuan kabel sinkron.
c. Memakai
beberapa lampu kilat. Dipakai bila kita memotret di dalam ruangan yang cukup
besar dengan tuntutan cakupan bidang pemotretan yang luas dengan memakai lebih
dari satu lampu maka GN yang kita jadikan patokan bukanlah penjumlahaan GN dari
beberapaa lampu kilat yang dipakai, cara menentukan bukaan diafragma yang
dipakai biasanya dengan cara mencoba-coba.
d. Teknik
“Fill in”.Selain sebagai sumber cahaya buatan, lampu kilat juga bisa dipakai
sebagai sumber cahaya tambahan.Ini dilakukaan misalnya ketika kita memotret di
luar, siang hari pada pukul 12.00 saat matahari berada tegak lurus di atas.
Kondisi ini adalah kondisi pencahayaan yang paling buruk karena akan
menimbulkan bayangan tajam di wajah obyek yang manusia. Yang perlu diingat
pemotretan dengan fill ini , kita harus memakai kecepatan yang diwajibkan pada
sinkron kilat kamera kita. Dengan demikan, biasanya bukaan diafragma yaang
dipakai sangatlah kecil seperti f/16,f/22 atau bahkan lebih kecil kagi.
Comments
Post a Comment