Battle Of Surabaya : Kebangkitan Film Animasi Indonesia



Oleh: Fadli Chandra Ismayuda

Gaung perfilman animasi di Indonesia pada saat ini memang dirasa kurang. Hal tersebut dikarenakan kurangnya partisipan dari pemilik modal untuk memunculkan film animasi buat anak bangsa di layar lebar maupun layar televisi. Walaupun demikian, dunia animasi di Indonesia berkembang dan maju walaupun secara mainstream atau tanpa publikasi yang berarti di media.

Hal diatas di dasari dengan lahirnya film animasi 2D pertama di Indonesia dari Yogyakarta, yang berjudul Battle Of Surabaya. Film yang diproduksi ole MSV Picture serta disutradarai oleh Aryanto Yuniawan dengan naskahnya yang ditulis oleh Suyanto, direktur STIMIK AMIKOM Yogyakarta ini tak tanggung – tanggung menghabiskan biaya produsi sekitar 500 juta dengan sumber daya animator tak kurang dari 50 orang.

Dengan mengangkat cerita berlatarkan pada masa perjuangan, dimana suara-suara dentuman senjata saling bersahutan. Film Battle of Surabaya menceritakan petualangan MUSA, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran dahsyat 10 November 1945 di Surabaya.

Film yang di rencanakan akan tayang pada Bulan April tahun depan ini, di harapkan mampu menjadi titik kebangkitan dunia perfilman animasi di Indonesia. Hal tersebut di bukti dengan beberapa penghargaan nasional, seperti :

- Winner INAICTA 2012 kategori Film Animasi oleh Kementerian Kominfo RI.
- 1st Winner INDIGO FELLOWSHIP 2012 oleh Telkom Indonesia.
- Nominasi Terunggul kategori Film Animasi ajang Apresiasi Film Indonesia (AFI) oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI.

Film Battle of Surabaya menceritakan petualangan MUSA, remaja tukang semir sepatu yang menjadi kurir bagi perjuangan pejuang arek-arek Suroboyo dan TKR dalam peristiwa pertempuran dahsyat 10 November 1945 di Surabaya.

Cerita dibuka dengan visualisasi dahsyat dari pemboman kota Hiroshima oleh Sekutu yang menandakan menyerahnya Jepang. “Indonesia merdeka, itu yang kudengar di RRI, Jepang menyerah!!” kata Musa. Tetapi langit Surabaya kembali merah dengan peristiwa Insiden Bendera dan kedatangan Sekutu yang ditumpangi oleh Belanda. Belum lagi gangguan oleh beberapa kelompok pemuda Kipas Hitam yang dilawan oleh Pemuda Republiken. Residen Sudirman, Gubernur Suryo, Pak Moestopo, Bung Tomo dan tokoh-tokoh lain membangkitkan semangat arek-arek Suroboyo & pemuda Indonesia bangkit melawan penjajahan.Musa dipercaya sebagai kurir surat dan kode-kode rahasia yang dikombinasikan dengan lagu-lagu keroncong dari Radio Pemberontakan Rakyat Indonesia yang didirikan Bung Tomo. Berbagai peristiwa dilalui Musa sebagai kurir, kehilangan harta dan orang-orang yang dikasihi menjadi konsekuensi tugas mulia tersebut.

Cerita ini merupakan cerita adaptasi dari peristiwa 10 November 1945 Surabaya. Selain tokoh-tokoh nyata, terdapat tokoh fiktif yang sengaja dibuat untuk memperkuat pesan yang ingin disampaikan. Pesan perang tentang semangat, cinta tanah air, dan perdamaian.



Comments